chemical number one
Rabu, 13 Desember 2017
Gaharnya Laptop Gaming Terbaru ASUS ROG G703
Jika Anda mencari laptop gaming yang hebat, mungkin ASUS Republic of Gamers (ROG) G703 terbaru ini bisa Anda jadikan sebagai acuannya. Terbilang lebih mirip sebagai pengganti desktop daripada mesin yang benar-benar portabel, hal ini dikarenakan laptop gaming tersebut banyak mengandalkan dukungan perangkat keras bertenaga tinggi khususnya pada bagian prosesor dan grafis yang diusungnya.
Usungan clock hingga 4.3GHz yang mewakili peningkatan 10 persen dari aslinya, tampaknya menjadi tumpuan prosesor Intel Core i7-7820HK yang telah dioverclock di dalamnya. Selain menyandingkannya dengan dukungan memori DDR4-2800 32GB, ASUS juga telah mempersenjatainya dengan keberadaan sistem Anti-Dust Cooling (ADC) untuk membantu sistem tetap dingin, sehingga Anda tidak perlu khawatir tentang pengoperasian laptop Anda selama sesi game yang sangat intens sekalipun.
Mengingat laptop Asus ini adalah salah satu mesin gaming yang ekstrem, tentunya Andapun akan senang mengetahui kalau di dalamnya juga terdapat dukungan kartu grafis GeForce GTX 1080 yang canggih dari NVIDIA, yang konon telah dioverclock ke clock maksimum 1974MHz. Sedangkan untuk menopang keseluruhan kinerja grafis yang lebih mumpuni yang disuplai dari kehebatan kartu grafisnya, tak ketinggalan Asus pun membekali ASUS ROG G703 ini dengan keberadaan dukungan panel layar Full HD IPS 17,3 inci dengan refresh rate 144Hz dan waktu respon 7ms, yang dikolaborasikan bersama teknologi NVIDIA G-SYNC sehingga sanggup menghadirkan kemampuan visual yang lebih smooth saat bermain game tanpa hambatan visual seperti berbayang ataupun merobek.
Pada bagian depan penyimpanannya, ASUS menyertakan dukungan dual 256GB M.2 PCIe X4 SSD yang beroperasi di RAID-0 sehingga volume boot Anda menawarkan kinerja penyimpanan yang luar biasa. Sedangkan untuk kebutuhan penyimpanan tambahan Anda, juga telah tersedia dukungan hardisk 5400RPM berkapasitas 1TB di dalamnya.
Sejumlah fitur lain yang menyertai ROG G703, mencakup 4 (empat) port USB 3.0, sebuah port Thunderbolt 3, DisplayPort 1.4 1.4, HDMI 2.0, GbE, Wi-Fi 802.11ac, dan Bluetooth 4.2. Seperti halnya dimiliki notebook gaming Asus pada umumnya, ASUS ROG G703 ini juga dilengkapi dengan keberadaan keyboard berukuran penuh dengan dukungan backlighting RGB (berkat ROG Aura), yang tombol-tombolnya memiliki 2.5mm travel distance, 0.3mm keycap curve, rollover N-key dan teknologi anti ghosting. Sedangkan sebagai bonus tambahannya, fitur laptop built-in mendukung hingga delapan pengendali Xbox One melalui Xbox Wireless.
Dapat dibeli melalui toko online resmi ASUS ataupun Amazon, Asus ROG G703 ini dibanderol dengan harga $ 3.499 atau sekitar 47,2 jutaan rupiah.
Selengkapnya: https://www.beritateknologi.com/ekstremnya-laptop-gaming-terbaru-asus-rog-g703/
Rabu, 25 Juni 2014
Sel Galvani ( Sel Volta )
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya
energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam
sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi
disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi
disebut katoda(electrode positif).
Rangkaian Sel Galvani
Contoh rangkaian sel galvani.
sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- voltmeter,
untuk menentukan besarnya potensial sel.
- jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga
kenetralan muatan listrik pada larutan.
- anoda,
elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang
bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng
(zink electrode).
- katoda,
elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang
bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga
(copper electrode).
Proses dalam Sel Galvani
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron
dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi,
sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani
adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Sel Volta dalam kehidupan sehari – hari
:
1. Sel Kering (Sel Leclanche)
Dikenal sebagai batu
baterai. Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam
zink. Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan
NH4Cl.
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode : Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode : Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2
2. Sel Aki
Sel aki disebut juga
sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap
saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya
terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Anode : Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi Pengisian aki :
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
3. Sel Perak Oksida
Sel ini banyak digunakan untuk alroji,
kalkulator dan alat elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) +
2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah
1,34 V
4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad merupakan sel kering yang
dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya
berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya
dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O
+ Cd(OH)2
5. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani
dengan pereaksi – pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu
ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari
nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)
Media Selektif Dan Differensial
A. Pengertian Media
Media
pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang
selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga
sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat
dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi
mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
B. Bahan dasar media
a. Sumber nutrisi atau zat makanan
Analisa dari
komposisi kandungan unsur sel mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95% dari
berat kering terdiri dari unsur utama (major elements) yaitu unsur C, O, H, N, S, P, K, Na, Ca, Mg, dan Fe. Jika
suatu jenis mikroorganisme ingin ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung maka
harus dipenuhi kebutuhan unsur tersebut dari molekul organik yang terdapat pada
media. Komposisi setiap bahan pada media tertentu terhadap mikroorganisme
target menggambarkan kondisi nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan
itulah mikroorganisme tersebut optimal tumbuh. Berikut adalah sumber nutrisi
media.
1) Sumber karbon
Molekul
organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti
karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan
organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof
yang umum dikultivasi.
2) Sumber nitrogen
Sumber
nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang
terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga
dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
3) Sumber oksigen
Untuk
mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen
didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada
media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena
itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada
mikroorganisme.
4) Sumber fosfat
Sumber
fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai
pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat
memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media
sepertipotassium phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley,
2002:98).
5. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace
element).
Pada lingkup
media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi
mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi
katalis reaksi atau menjaga struktur protein. Oleh karena itu pembuktian
kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena
setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit
(Prescott & Harley, 2002:96).
b. Komposisi
Pertumbuhan
a. Agar
Agar adalah
bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang terbuat
dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun
fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak
larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose,
3,6-anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari
ganggang merah.
Agar cocok
menjadi agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat
didinginkan sampai 40-42°C sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum
suhu mencapai 80-90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi
yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone
adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau
digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone,
tetapi beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering digunakan.
c. Meat /
plant extract
Ekstrak
dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul rendah,
karbohidrat, vitamin, mineral dantrace metals. Ekstrak jaringan hewan
mengandung lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak
tumbuhan lebih banyak terdapat karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor
tumbuh
Banyak
mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam
media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam
lemak dan nutrisi dari darah.
e. Komponen
selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme non target disebut komponen selektif. Komponen
selektif dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi bakteri
spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite,
tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium
chloride (konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan
Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin,
chloramphenicol, colistin, cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic
acid, sulfadiazine, dan vancomycin.
f. Komponen
diferensial
Berbeda
dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan
mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan
mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan
diferensial seperti pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna
karena memproduksi asam. Bahan lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu
berubah warna jika suatu reaksi enzim spesifik terjadi.
g. pH buffer
/ buffer salts.
pH buffer
digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh karena beberapa
mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.
C. Jenis – Jenis Media
a.
Brdasarkan sifat fisik
1) Media
padat
Dibuat
dengan cara menambahkan agen pemadat, misalnya agar, gelatin atau silica gel ke
dalam media cair. Agen pemadat yang baik adalah tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme, tidak mencair pada
suhu ruang. Agar dan silica gel tidak mencair pada suhu ruang dan tidak
diuraikan oleh mikroorganisme. Sebaliknya, gelatin, diuraikan oleh
mikroorganisme dan mencair pada suhu ruang. Contoh : agar nutrien, agar darah,
Saboraud’s agar.
2) Media
semi padat & Semi cair
Media yang
sedikit diberi agar sehingga tidak menjadi media padat ataupun media cair.
Meliputi nutrient broth (kaldu nutrien), citrate broth, glucose broth, litmus
milk dsb. Media cair digunakan dalam propagasi banyak mikroorganisme, uji
fermentasi dan uji lainnya.
3) Media
cair
Media yang
tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose
Broth).
b.
Berdasarkan Komposisi / Susunannya
1) Medium
sintesis
Yakni media
yang mempunyai kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media
sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika
mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dala media sintetik
harus murni, sehingga harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode,
eagle, dan sebagainya (dalam laboratorium virologi).
2. Media
semi sintesis
Medium semi
sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya.
3. Media
nonsinesis
komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari
bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
c.
Berdasaran Tujuan
1) Media
selektif atau penghambat
Media yang
selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah
Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan
yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
2) Media
diperkaya
Media
diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba
dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan
dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang
biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dll.
D. Contoh media
a.
Nutrient Agar
Media
Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah yang cukup.
Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk dairy. Selain itu juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif, atau
kata lain berupa mikroorganisme heterotrof
serta digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada
uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di dalam
Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan untuk
pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik. Komposisi
dari nutrient agar adalah:
1) 0,3% ekstrak daging sapi
2) 0,5% peptone
3) 5 gram NaCl
4) 1 liter air destilat
5) 15 gram/L Agar
b. Nutrient
Broth (NB)
Merupakan
media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang berbentuk cair. Namun
sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja dengan nutrient agar. Komposisi
dari nutrient broth antara lain:
1) 5 gram pepton
2) 1,85 L air destilasi atau aquades
3) 3 gram ekstrak daging
c.PDA
(Potato Dextrose Agar)
Merupakan
media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga
sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan
menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat
diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga
digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir
pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:
1) 20% Kentang
2) Agar
3) 1 liter Aquades
4) 2% Peptone
d.Salmonella
Shigella (SS) Agar
Merupakan
media selektif yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen
khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan
lain dan bahan percobaan klinik. Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar
ini antara lain:
1) 8,5 gram Bile salt atau garam bile
2) 0,33 gram Brilliant green
3) 5 gram Beef extract
3) 2,5 gram Pancreatic Digest of Casein
4) 2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue
5) 10 gram Lactose
6) 8,5 gram Sodium Citrate
7) 8,5 gram Sodium Thiosulfate
8) 1 gram Ferric Citrate
9) 0,025 gram Neutral Red
10) 13,5 gram Agar
e.Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA)
Media Eosin
Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa sepertiS. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan Salmonella
sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan
eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata
antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung
sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa
daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel
Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel
JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
E. Sifat – Sifat Media
a. Media
dasar/umum
Yaitu media
pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian
besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat
media pembiakan lain. misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast),
nutrient-broth (bakteria).
b. Media
diperkaya (enriched media)
Media ini
dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur
pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan
baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media
dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan
darah, serum atau ekstrak hati. Contohnya selenite-broth medium (Salmonella
typhi).
c. Media
diferensial/pembeda
Media ini
digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh.
Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis
saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk
isolasi dan identifikasi bakteri. Misalnya media darah-agar untuk bakteri
hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A.
parasiticus.
d.Media
selektif
Media ini
digunakan untuk menyeleksi pertumbuhan
mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam
bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang
dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk
identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan
untuk mengisolasi bakteri jenis
Salmonella dan Shigella.
e. Media
penguji
Media ini
digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.
Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen
dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa
tertentu yang akan diuji.
f.Media
untuk penghitungan sel
Media ini
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat
berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.
F. Teknik
Pembuatan Media
Misalnya
: ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X
gram . siapkan akuades 500 ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air .
siapkan hot plate magic stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan
air yang 500 ml pertama . Media agar telah larut media di tuang di Erlenmeyer menggunakan
kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa media pada
gelas beaker . Siapkan cawan petri lalu
tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut dituang
ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang
kecawan patri . simpan dalam wadah steril.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
b. Bahan
dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ;
Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
c.Komposisi
media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ;
Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.
d. Jenis –
jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan
semi cair , Media cair ; Berdasarkan
Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non
sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media
diperkaya.
e. Jenis –
jenis meia yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato
Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA).
f. Sifat –
sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ;
Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.
g.Membuat
media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.
B. Daftar Pustaka
·
http://yusrandaengmuda.blogspot.com/2013/04/media-pertumbuhan-mikroba-bakteriologi-3.html
Teknik Isolasi dan Inokulasi Mikroba
Pengertian
Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia
tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan
mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya
(Jutono, 1980). Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru
diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat
dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah
agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk
menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan
petri (Dwijoseputro, 1987).
Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi
campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia
dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya
dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutejo dkk, 1991).
Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik isolasi
mikrobia, yaitu :
1.
Teknik
penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari
pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran
mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal)
diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
2. Spread
plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan
suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur
kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet
kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian
dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi
diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar , penyebaran akan lebih
efektif bila cawan ikut diputar.
3. Pour
plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan
dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu
dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya
terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga
bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan
di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2.
Prosedur kerjanya adalah petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan
media padat yang masih cair disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri
diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong· Lalu medium
yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk
angka 8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi.
Pada spread plate diteteskannya
bakteri sebanyak 0,1 ml dan pada pour plate diteteskan
sebanyak 1 ml karena spread plate bertujuan untuk menumbuhkan
dipermukaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang
yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari
pada spread plate.
4. Teknik
Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari
campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
5. Goresan
Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose)
disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah
permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan
goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk
mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium
baru.
6. Goresan
T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3
bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak
zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah
berikutnya.
7. Goresan
Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan
yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih
mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau
disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya
terpisah-pisah menjadi koloni tunggal
Inokulasi bakteri dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan
mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril
sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat
hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi.
Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang
disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang
dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan
dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk
mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi
biakan murni
mikroorganisme yaitu :
1. Metode
gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari
sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan
petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat
bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng
medium pembiakan.
Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan :
2. Metode
tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar
nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok
dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni
koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode
tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara
pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme
sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni,
1997).
4. Metode
tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian
dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk
inokulasi yaitu :
1.
Mixed
culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.
2.
Plate
culture: media padat dalam petridish.
3.
Slant
culture : media padat dalam tabung reaksi.
4.
Stap culture
: media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara penusukan.
5.
Liquid
culture : media cair dalam tabung reaksi.
6.
Shake
culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.
Populasi
mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-ratus spesies
pelbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk
mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar
biasa besarnya. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Alam sekitar
kita, udara, tanah, dan air juga dihuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian
yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik
untuk memisah-misahkan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan campuran
menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni
terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel
induk.(1;85)
Isolasi adalah
merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat
diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur
murni. (2;28).
Pekerjaan
memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan
secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut
paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril,
hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorgasnisme yang
tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi
mikroba adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
ruangan
Ruang tempat inokulasi harus bersih,
dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu
menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat
inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di
dalam suatu kotak berkaca (enkas).
2. Pemindahan
dengan Kawat Inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari
platina atau dari nikrom; ujung kawat boleh lurus, boleh juga berupa kolongan
yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang
sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali,
ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu
juga dipanasi setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (sampel
bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula.
Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau
pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.
3. Pemindahan
dengan Pipet
Cara ini dilakukan misalnya pada
penyelidikan air minum atau penyelidikan susu. Untuk itu diambillah 1 ml sampel
untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Dalam pengenceran ini
tergantung dari keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml
dari enceran ini untuk dicampur-adukkan dengan medium agar-agar yang masih
dalam keadaan cair. Lalu agar-agar yang masih encer dituangkan di cawan petri.
Setelah agar-agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru itu
disimpan dalam tempat yang aman, misalnya dalam inkubator.
4. Teknik
biakan murni (Cara Menyendirikan Biakan Murni)
Di alam bebas
tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain.
Seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saproba
(saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana
memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah
pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung
banyak mikroorganisme. (3;64-65)
Teknik biakan
murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
a. Cara
Pengenceran
Caranya adalah dengan mengencerkan
suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan
dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk
diencerkan lagi, diambil lagi untuk disebarkan pada suatu medium padat.
Kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium
tersebut, tetapi mungkin juga kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal
demikian, kita telah memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnua spesies ini
dapat kita jadikan piaraan murni (biakan murni).
b. Cara
Penuangan
Caranya adalah dengan mengambil
sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian
disebarkan dalam satu medium dari kaldu dan gelatin encer. Setelah medium
mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni yang
masing-masing dapat dianggap murni.
c. Cara
Penggesekan / Penggoresan
Cara ini lebih menguntungkan bila
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan yang
diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat
tumbuh.
Ada beberapa
teknik penggesekkan, yakni :
o Goresan T
§ Lempengan dibagi
menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan Petri
§ Inokulasikan daerah I
sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
§ Panaskan ose dan
biarkan dingin kembali. Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan
goresan di daerah II
§ Pijarkan kembali ose,
Prosedur di atas diulangi untuk daerah III
o Goresan kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T,
hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.
o Goresan radian
§ Goresan dimulai dari
bagian pinggir lempengan
§ Pijarkan sengkelir dan
dinginkan kembali
§ Putar
lempengan agar 900 dan buat goresan terputus dimulai dari
bagian pinggir lempengan
§ Putar
lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas goresan
sebelumnya
§ Pijarkan ose
o Goresan sinambung
§ Ambil satu mata ose
suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar
§ Jangan pijarkan
ose,putar lempengan 1800 ,gunakan sisi mata ose yang sama dan
gores pada sisa permukaan lempengan agar
d. Cara
penyebaran
Pengenceran sampel seperti pada cara
penuangan.,Dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan
biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar.Cairan sampel disebarkan dengan
penyebar yang terbuat dari gelkas. Pada teknik ini sterilisasi penyebar
dilakukan dengan mencelupkan alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan
dahulu sebelum digunakan untuk menyebarkan cairan sampel pada permukaan agar.Penyebaran cairan contoh(sampel)dilakukan dengan memutar agar lempengan
tersebut.
e. Cara
pengucilan satu sel(sinle cell isolation)
Cara ini dengan
menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak
bakteri,dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain.,Alat semacam ini tidak mudah
untuk menggunakannya.Alat iu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu
mikromanipulator.(3;65-69)
Flora mikroba
di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Boleh
dikatakan amat jarang mikroba dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam.
Untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu spesies tersebut harus dapat
dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu
ditumbuhkan menjadi biakan murni. Sesungguhnya ada beberapa metode untuk
memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling
sering digunakan yaitu: Metode cawan gores dan Metode cawan tuang (4;62-69)
Suspensi
mikrobmikroba digoreskan pada agar lempengan, agar miring atau media cair.
Sifat biakan dari suatu mikroorganisme tergantung pada penampilannya pada berbagai
media. Ciri berikut ini digunakan untuk mengevaluasi biakan:
§ Agar Miring
Sifat pertumbuhan pada agar miring
terlihat sebagai tidak ada, sedikit, atau subur. Pengamatan pembentukan warna
koloni. Mikroba yang tumbuh dengan subur diatas permukaan suatu media akan
telihat lebih buram dibanding dengan pertumbuhan yang tidak subur.
§ Media Cair
Sifat pertumbuhan pada bagian
permukaan, dibawah permukaan dan dasar tabung dapt terlihat dengan jelas. Pada
beberapa mikreoba terlihat pembentukan partikelyang tebal pada lapisan
pemukaan. Dibawah lapisan permukaan dapat terlihat pertumbuhan yang
keruh,bergranula, atau flokulen, sedangkan pada bagian dasar kadangkala
terlihat sedimenberupa granula kental atau terdiri dari partikel besar.
§ Agar lempengan
Koloni yang tumbuh diatas lempeng
perlu diperhatikan warna, sifat tembus cahaya, pinggiran, sifat permukaan dan
bentuknya. (5;78-79)
Kunci pokok dalam mempelajari
identifikasi mikroorganisme termasuk bakteri adalah adanya kultur murni hasil
isolasi mikroorganisme, sehingga identifikasi dapat berhasil dengan baik,
apabila diperoleh isolat yang telah murni. Kultur murni adalah suatu koloni
yang berasal dari satu sel mikroorganisme atau bakteri. Kebanyakan identifikasi
sangat tergantung dari raksi-reaksi positif atau negatif yang spesifik yang
disebabkan oleh suatu kultur murni. Adanya pencemaran mikroorganisme lain, akan
menyebabkan hasil uji dapat positif atau negatif palsu. Sehingga dalam
mikrobiologi klinik akan memperoleh hasil diagnosa salah atau palsu. (6;322)
Begitu pentingnya kultur murni dalam
identifikasi mikroorganisme (bakteri), maka cara-cara untuk memperoleh kultur
menjadi sangat fundamental bagi bidang mikrobiologi. Cara termudah untuk
memperoleh kultur murni adalah dengan cara penanaman dalam plat agar secara
goresan atau dengan taburan. Sel inokulum akan tersebar diatas media agar
sedemikian rupa, sehingga koloni yang tumbuh merupakan koloni yang berasal dari
satu sel. Koloni-koloni tersebut selanjutnya digoreskan kembali pada medium
agar yang lainnya untuk mengecek kemurniannya. (6;323)
Cara lain untuk mempermudah mengenal
kultur murni adalah dengan menggunakan media differensial. Suatu reaksi dengan
medium memungkinkan differensiasi antara dua atau lebih mikroorganisme.
Mikroorganisme yang diinginkan mungkin tidak terbedakan, tetapi
kemungkinan-kemungkinan akan memperkecil kelompok yang dicari. (6;325)
Bacillus Subtilis diasosiasikan
dengan keracunan makanan dan bermacam infeksi, seperti septicemia,
Panophthalmitis, Pneumonia, infeksi luka dan seritonitis. Koloni bacillus
subtilis adalah besar dan biasanya berpigmen kuning atau merah jambu sampai
oranye atau coklat.
Bacillus merupakan sel berbentuk
batang dengan ukuran 0,3-2,2 µm x 1,27-7,0 µm. sebagian besar motif flagellum
khas lateral membentuk endospora; tidak lebih dari satu dalam satu sel
sporangium. Gram positif. Metabolism dengan respirasi sejati-Fermentasi sejati atau
kedua-duanya yaitu respirasi dan fermentasi. Aerobik sejati atau anaerobic
fakultatif. Umum dijumpai dalam tanah.
Daftar pustaka
http://monruw.wordpress.com/2011/06/18/isolasi-bakteri/
http://marinemicrobiologyfpikunpad.files.wordpress.com/2012/04/3_mikrolaut_modul_3_ta2012.pdf
https://docs.google.com/document/d/1w9d22PNPNyy2DXr7098VMCU04M_WI8jPCy_h99IFiTk/edit?pli=1
http://www.achmadghoni.com/2012/05/isolasi-dan-inokulasi-bakteri.html
http://triandasurbakti.wordpress.com/2011/01/05/inokulasi-mikroba-mikrobiologi/http://rizqanjb.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://marinemicrobiologyfpikunpad.files.wordpress.com/2012/04/3_mikrolaut_modul_3_ta2012.pdf
https://docs.google.com/document/d/1w9d22PNPNyy2DXr7098VMCU04M_WI8jPCy_h99IFiTk/edit?pli=1
http://www.achmadghoni.com/2012/05/isolasi-dan-inokulasi-bakteri.html
http://triandasurbakti.wordpress.com/2011/01/05/inokulasi-mikroba-mikrobiologi/http://rizqanjb.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
html
http://rosdianabaso.blogspot.com/2013/10/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan_7693.html
Langganan:
Postingan (Atom)