A. Pengertian Media
Media
pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang
selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga
sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat
dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi
mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.
B. Bahan dasar media
a. Sumber nutrisi atau zat makanan
Analisa dari
komposisi kandungan unsur sel mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95% dari
berat kering terdiri dari unsur utama (major elements) yaitu unsur C, O, H, N, S, P, K, Na, Ca, Mg, dan Fe. Jika
suatu jenis mikroorganisme ingin ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung maka
harus dipenuhi kebutuhan unsur tersebut dari molekul organik yang terdapat pada
media. Komposisi setiap bahan pada media tertentu terhadap mikroorganisme
target menggambarkan kondisi nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan
itulah mikroorganisme tersebut optimal tumbuh. Berikut adalah sumber nutrisi
media.
1) Sumber karbon
Molekul
organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti
karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan
organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof
yang umum dikultivasi.
2) Sumber nitrogen
Sumber
nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang
terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga
dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
3) Sumber oksigen
Untuk
mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen
didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada
media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena
itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada
mikroorganisme.
4) Sumber fosfat
Sumber
fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai
pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat
memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media
sepertipotassium phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley,
2002:98).
5. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace
element).
Pada lingkup
media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi
mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi
katalis reaksi atau menjaga struktur protein. Oleh karena itu pembuktian
kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena
setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit
(Prescott & Harley, 2002:96).
b. Komposisi
Pertumbuhan
a. Agar
Agar adalah
bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang terbuat
dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun
fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak
larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose,
3,6-anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari
ganggang merah.
Agar cocok
menjadi agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat
didinginkan sampai 40-42°C sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum
suhu mencapai 80-90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi
yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone
adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau
digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone,
tetapi beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering digunakan.
c. Meat /
plant extract
Ekstrak
dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul rendah,
karbohidrat, vitamin, mineral dantrace metals. Ekstrak jaringan hewan
mengandung lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak
tumbuhan lebih banyak terdapat karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor
tumbuh
Banyak
mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam
media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam
lemak dan nutrisi dari darah.
e. Komponen
selektif
Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme non target disebut komponen selektif. Komponen
selektif dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi bakteri
spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite,
tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium
chloride (konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan
Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif. Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin,
chloramphenicol, colistin, cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic
acid, sulfadiazine, dan vancomycin.
f. Komponen
diferensial
Berbeda
dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan
mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan
mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan
diferensial seperti pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna
karena memproduksi asam. Bahan lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu
berubah warna jika suatu reaksi enzim spesifik terjadi.
g. pH buffer
/ buffer salts.
pH buffer
digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh karena beberapa
mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.
C. Jenis – Jenis Media
a.
Brdasarkan sifat fisik
1) Media
padat
Dibuat
dengan cara menambahkan agen pemadat, misalnya agar, gelatin atau silica gel ke
dalam media cair. Agen pemadat yang baik adalah tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme, tidak mencair pada
suhu ruang. Agar dan silica gel tidak mencair pada suhu ruang dan tidak
diuraikan oleh mikroorganisme. Sebaliknya, gelatin, diuraikan oleh
mikroorganisme dan mencair pada suhu ruang. Contoh : agar nutrien, agar darah,
Saboraud’s agar.
2) Media
semi padat & Semi cair
Media yang
sedikit diberi agar sehingga tidak menjadi media padat ataupun media cair.
Meliputi nutrient broth (kaldu nutrien), citrate broth, glucose broth, litmus
milk dsb. Media cair digunakan dalam propagasi banyak mikroorganisme, uji
fermentasi dan uji lainnya.
3) Media
cair
Media yang
tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose
Broth).
b.
Berdasarkan Komposisi / Susunannya
1) Medium
sintesis
Yakni media
yang mempunyai kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media
sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika
mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dala media sintetik
harus murni, sehingga harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode,
eagle, dan sebagainya (dalam laboratorium virologi).
2. Media
semi sintesis
Medium semi
sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya.
3. Media
nonsinesis
komposisi
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari
bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.
c.
Berdasaran Tujuan
1) Media
selektif atau penghambat
Media yang
selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah
Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan
yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh
Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
2) Media
diperkaya
Media
diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba
dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan
dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang
biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile
Agar, Serum Agar, dll.
D. Contoh media
a.
Nutrient Agar
Media
Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah yang cukup.
Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk dairy. Selain itu juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif, atau
kata lain berupa mikroorganisme heterotrof
serta digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada
uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di dalam
Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan untuk
pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik. Komposisi
dari nutrient agar adalah:
1) 0,3% ekstrak daging sapi
2) 0,5% peptone
3) 5 gram NaCl
4) 1 liter air destilat
5) 15 gram/L Agar
b. Nutrient
Broth (NB)
Merupakan
media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang berbentuk cair. Namun
sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja dengan nutrient agar. Komposisi
dari nutrient broth antara lain:
1) 5 gram pepton
2) 1,85 L air destilasi atau aquades
3) 3 gram ekstrak daging
c.PDA
(Potato Dextrose Agar)
Merupakan
media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga
sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan
menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat
diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga
digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir
pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:
1) 20% Kentang
2) Agar
3) 1 liter Aquades
4) 2% Peptone
d.Salmonella
Shigella (SS) Agar
Merupakan
media selektif yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen
khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan
lain dan bahan percobaan klinik. Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar
ini antara lain:
1) 8,5 gram Bile salt atau garam bile
2) 0,33 gram Brilliant green
3) 5 gram Beef extract
3) 2,5 gram Pancreatic Digest of Casein
4) 2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue
5) 10 gram Lactose
6) 8,5 gram Sodium Citrate
7) 8,5 gram Sodium Thiosulfate
8) 1 gram Ferric Citrate
9) 0,025 gram Neutral Red
10) 13,5 gram Agar
e.Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA)
Media Eosin
Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa sepertiS. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat
tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan Salmonella
sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan
eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata
antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung
sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa
daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel
Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel
JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
E. Sifat – Sifat Media
a. Media
dasar/umum
Yaitu media
pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian
besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat
media pembiakan lain. misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast),
nutrient-broth (bakteria).
b. Media
diperkaya (enriched media)
Media ini
dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur
pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan
baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media
dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan
darah, serum atau ekstrak hati. Contohnya selenite-broth medium (Salmonella
typhi).
c. Media
diferensial/pembeda
Media ini
digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh.
Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis
saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk
isolasi dan identifikasi bakteri. Misalnya media darah-agar untuk bakteri
hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A.
parasiticus.
d.Media
selektif
Media ini
digunakan untuk menyeleksi pertumbuhan
mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam
bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang
dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk
identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan
untuk mengisolasi bakteri jenis
Salmonella dan Shigella.
e. Media
penguji
Media ini
digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.
Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen
dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk
kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa
tertentu yang akan diuji.
f.Media
untuk penghitungan sel
Media ini
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat
berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.
F. Teknik
Pembuatan Media
Misalnya
: ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X
gram . siapkan akuades 500 ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air .
siapkan hot plate magic stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan
air yang 500 ml pertama . Media agar telah larut media di tuang di Erlenmeyer menggunakan
kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa media pada
gelas beaker . Siapkan cawan petri lalu
tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut dituang
ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang
kecawan patri . simpan dalam wadah steril.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
b. Bahan
dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ;
Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
c.Komposisi
media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ;
Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.
d. Jenis –
jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan
semi cair , Media cair ; Berdasarkan
Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non
sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media
diperkaya.
e. Jenis –
jenis meia yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato
Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA).
f. Sifat –
sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ;
Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.
g.Membuat
media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.
B. Daftar Pustaka
·
http://yusrandaengmuda.blogspot.com/2013/04/media-pertumbuhan-mikroba-bakteriologi-3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar