/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Rabu, 25 Juni 2014

Sel Galvani ( Sel Volta )

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus listrik.
Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif).
Rangkaian Sel Galvani
Berkas:Sel galvani.jpg
Contoh rangkaian sel galvani.
sel galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
  1. voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
  2. jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
  3. anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode).
  4. katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode).
Proses dalam Sel Galvani
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Sel Volta dalam kehidupan sehari – hari :
1. Sel Kering (Sel Leclanche)
Dikenal sebagai batu baterai. Terdiri dari katode yang berasal dari karbon(grafit) dan anode logam zink. Elektrolit yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl.
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e ” Mn2O3 + H2O
Anode : Zn ” Zn2+ + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn ” Mn2O3 + H2O + Zn2
2. Sel Aki
Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan . Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat dari logam timbal yang dilapisi PbO2.Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO4 2- ” PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42-+ 4H++ 2e ” PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+ ” 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi Pengisian aki :
2PbSO4 + 2H2O ” Pb + 2SO4 2- + PbO2 + 4H+
3. Sel Perak Oksida
Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH-(l) ” Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e ” 2Ag(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) ” Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V
4. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali (rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V. Reaksinya dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O → 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2
5. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi – pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode dari nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2(g) + 4OH-(aq) → 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 → 2H2O(l)


Media Selektif Dan Differensial

A.  Pengertian Media
Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi yang disediakan dari media berupa molekul-molekul yang selanjutnya dirakit untuk menyusun komponen sel dan memperbanyak diri sehingga sel-sel tersebut dapat dimanfaatkan. Dengan adanya media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur tunggal dan juga memanipulasi mikroorganisme yang didapatkan untuk kepentingan tertentu.

B.  Bahan dasar media
a.  Sumber nutrisi atau zat makanan
Analisa dari komposisi kandungan unsur sel mikroorganisme menunjukkan lebih dari 95% dari berat kering terdiri dari unsur utama (major elements) yaitu unsur  C, O, H, N, S, P, K, Na, Ca, Mg, dan Fe. Jika suatu jenis mikroorganisme ingin ditumbuhkan dalam cawan petri atau tabung maka harus dipenuhi kebutuhan unsur tersebut dari molekul organik yang terdapat pada media. Komposisi setiap bahan pada media tertentu terhadap mikroorganisme target menggambarkan kondisi nutrisi pada habitat aslinya karena pada keadaan itulah mikroorganisme tersebut optimal tumbuh. Berikut adalah sumber nutrisi media.

1) Sumber karbon
Molekul organik umumnya mengandung karbon sebagai tulang punggungnya seperti karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada pepton, glukosa, dll. Bahan organik inilah yang menjadi sumber karbon utama untuk mikroorganisme heterotrof yang umum dikultivasi.
2) Sumber nitrogen
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain yang terkandung pada peptone, meat extract, atau tryptose. Sejumlah mikroba juga dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
3) Sumber oksigen
Untuk mikroorganisme heterotrof yang dikulturkan pada cawan, sebagian besar oksigen didapatkan langsung dari udara sedangkan mikroorganisme yang dikultur pada media cair sumber oksigen berasal dari oksigen yang terlarut air. Oleh karena itu aerasi pada kultur cair dapat meningkatkan pasokan oksigen kepada mikroorganisme.
4) Sumber fosfat
Sumber fosfat organik seperti beberapa protein, kofaktor atau ATP yang dapat dijumpai pada bahan yeast extract atau pepton. Namun hampir semua mikroorganisme dapat memanfaatkan fosfat anorganik yang ditambahkan langsung pada media sepertipotassium phosphate, sodium phosphate dll. (Prescott & Harley, 2002:98).
5. Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
Pada lingkup media pada cawan petri, unsur mikronutrien (Zn, peralatan gelas. Fungsi mikronutrien ini umumnya menjadi bagian dari enzim atau kofaktor untuk menjadi katalis reaksi atau menjaga struktur protein. Oleh karena itu pembuktian kebutuhan unsur mikronutrien sangat sulit dilakukan dalam skala laboratorium karena setiap jenis mikroorganisme membutuhkannya dalam jumlah yang sangat sedikit (Prescott & Harley, 2002:96).


b. Komposisi Pertumbuhan

a. Agar
Agar adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai gelling agent pada media yang terbuat dari ekstrak alga. Agar bukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme namun fungsinya lebih bersifat mekanis yaitu memadatkan media cair sehingga sel tidak larut dalam cairan. Struktur agar terdiri dari D-galactose, 3,6-anhydro-L-galactose, dan D-glucuronic acid. Umumnya agar terbuat dari ganggang merah.
Agar cocok menjadi agen pemadat karena setelah dilarutkan pada suhu mendidih dapat didinginkan sampai 40-42°C sebelum memadat dan tidak akan mencair lagi sebelum suhu mencapai 80-90°C. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone adalah hasil hidrolisis protein yang dibentuk dari proses enzimatik atau digesti asam. Casein banyak digunakan sebagai substrat pembentuk peptone, tetapi beberapa bahan lain seperti soybean meal juga sering digunakan.
c. Meat / plant extract
Ekstrak dagung dan tumbuhan mengandung asam amino, peptida dengan berat molekul rendah, karbohidrat, vitamin, mineral dantrace metals. Ekstrak jaringan hewan mengandung lebih banyak bahan protein larut air dan glikogen sedangkan ekstrak tumbuhan lebih banyak terdapat karbohidrat di dalamnya.
d. Faktor tumbuh
Banyak mikroorganisme yang membutuhkan faktor tumbuh spesifik yang harus ada dalam media pertumbuhannya. Beberapa diantaranya adalah vitamin, asam amino, asam lemak dan nutrisi dari darah.
e. Komponen selektif
 Suatu bahan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme non target disebut komponen selektif. Komponen selektif dipakai pada media selektif yang berguna untuk mengisolasi bakteri spesifik dari populasi campuran. Bile salts (garam empedu), selenite, tetra-hionate, tellurite, azide, phenylethanol, sodium lauryl sulfate, sodium chloride (konsentrasi tinggi), dan beberapa pewarna (eosin, Crystal Violet, dan Methylene Blue) umumnya dipakai sebagai bahan selektif.  Bahan antimikroba juga dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri tertentu, diantaranya adalah ampicillin, chloramphenicol, colistin, cycloheximide, gentamicin, kanamycin, nalidixic acid, sulfadiazine, dan vancomycin.
f. Komponen diferensial
Berbeda dengan komponen selektif, komponen diferensial ini tidak menekan pertumbuhan mikroorganisme tertentu namun sebagai bahan untuk memudahkan pembedaan mikroorganisme target dari populasi campurannya (deteksi visual). Bahan diferensial seperti pH indikator akan membuat koloni target berbeda warna karena memproduksi asam. Bahan lainnya berupa pewarna kromogenik yang mampu berubah warna jika suatu reaksi enzim spesifik terjadi.
g. pH buffer / buffer salts.
pH buffer digunakan untuk menjaga pH media selama digunakan untuk tumbuh karena beberapa mikroorganisme akan tumbuh optimal pada kisaran pH yang spesifik.

C. Jenis – Jenis Media

a. Brdasarkan sifat fisik
1) Media padat
Dibuat dengan cara menambahkan agen pemadat, misalnya agar, gelatin atau silica gel ke dalam media cair. Agen pemadat yang baik adalah tidak diuraikan oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme, tidak mencair pada suhu ruang. Agar dan silica gel tidak mencair pada suhu ruang dan tidak diuraikan oleh mikroorganisme. Sebaliknya, gelatin, diuraikan oleh mikroorganisme dan mencair pada suhu ruang. Contoh : agar nutrien, agar darah, Saboraud’s agar.
2) Media semi padat & Semi cair
Media yang sedikit diberi agar sehingga tidak menjadi media padat ataupun media cair. Meliputi nutrient broth (kaldu nutrien), citrate broth, glucose broth, litmus milk dsb. Media cair digunakan dalam propagasi banyak mikroorganisme, uji fermentasi dan uji lainnya.
3) Media cair
Media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

b. Berdasarkan Komposisi / Susunannya
1) Medium sintesis
Yakni media yang mempunyai kandungan dari isi bahan yang telah dketahui secara terperinci. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan organik ditambahkan dala media sintetik harus murni, sehingga harganya mahal. Contoh: cairan hanks, locke, thyrode, eagle, dan sebagainya (dalam laboratorium virologi).
2. Media semi sintesis
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Media nonsinesis
komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

c. Berdasaran Tujuan
1) Media selektif atau penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
2) Media diperkaya
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.

D. Contoh media
a. Nutrient  Agar
Media Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah yang cukup. Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk dairy. Selain itu juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif, atau kata lain berupa mikroorganisme heterotrof  serta digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.di dalam Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik. Komposisi dari nutrient agar adalah:
1)   0,3% ekstrak daging sapi
2)   0,5% peptone
3)   5 gram NaCl
4)   1 liter air destilat
5)   15 gram/L Agar

b. Nutrient Broth (NB)
Merupakan media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme yang berbentuk cair. Namun sebenarnya nutient broth ini intinya sama saja dengan nutrient agar. Komposisi dari nutrient broth antara lain:
1)   5 gram pepton
2)  1,85 L air destilasi atau aquades
3)  3 gram ekstrak daging

c.PDA (Potato Dextrose Agar)
Merupakan media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah:
1)   20% Kentang
2)   Agar
3)   1 liter Aquades
4)   2% Peptone

d.Salmonella Shigella (SS) Agar
Merupakan media selektif yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen khususnya Salmonella spp. dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan bahan percobaan klinik. Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara lain:
1)   8,5 gram Bile salt atau garam bile
2)  0,33 gram Brilliant green
3)  5 gram Beef extract
3)  2,5 gram Pancreatic Digest of Casein
4)  2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue
5)  10 gram Lactose
6)  8,5 gram Sodium Citrate
7)  8,5 gram Sodium Thiosulfate
8)  1 gram Ferric Citrate
9)  0,025 gram Neutral Red
10)  13,5 gram Agar

e.Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa sepertiS. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosadan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.

E. Sifat – Sifat Media
a. Media dasar/umum
Yaitu media pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain. misalnya media potato-dextrose agar (jamur dan yeast), nutrient-broth (bakteria).
b. Media diperkaya (enriched media)
Media ini dibuat dari media dasar dengan penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikroba tertentu, yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan beberapa penambahan nutrisi pengaya kedalam media dasar yang dapat menyokong pertumbuhan mikroba, misalnya dengan menambahkan darah, serum atau ekstrak hati. Contohnya selenite-broth medium (Salmonella typhi).
c. Media diferensial/pembeda
Media ini digunakan untuk membedakan bentuk dan karakter koloni mikroba yang tumbuh. Beberapa mikroba dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi dan identifikasi bakteri. Misalnya media darah-agar untuk bakteri hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus flavus & A. parasiticus.
d.Media selektif
Media ini digunakan untuk menyeleksi  pertumbuhan mikroba yang diperlukan dari campuran mikroba-mikroba lain yang terdapat dalam bahan yang akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikroba yang dicari dapat dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi. Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi bakteri jenis  Salmonella dan Shigella.
e. Media penguji
Media ini digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya, media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.


f.Media untuk penghitungan sel
Media ini digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk media dasar, media selektif, media diferensial maupun media uji.

F. Teknik Pembuatan Media
Misalnya :  ingin membuat media Y 500 ml g/l ½ X gram . siapkan akuades 500 ml , bilas sisa media yang ada diwadah dengan air . siapkan hot plate magic stirrer atur pH pada suhu 25 derajat Celsius , sisakan air yang 500 ml pertama . Media agar telah larut  media di tuang di Erlenmeyer menggunakan kertas saring . sisa air yang tadi digunakan untuk membilas sisa media pada gelas beaker . Siapkan cawan petri  lalu tuang media menggunakan dispenser . Atau media agar telah larut dituang ditabung reaksi dimasukkan menggunakan pipet tetes . media steril dituang kecawan patri . simpan dalam wadah steril.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
b. Bahan dasar media yang meliputi, Sumber karbon ; Sumber nitrogen ; Sumber oksigen ; Sumber fosfat ; Sumber unsur sekelumit (mikronutrient/trace element).
c.Komposisi media terdiri atas Agar ; Peptone ; Meat/plant extract ; Faktor tumbuh ; Komponen selektif ; Komponen diferensial ; Media buffer.
d. Jenis – jenis Media berdasarkan sifat fisik, yaitu Media padat , Media semi padat dan semi cair ,  Media cair ; Berdasarkan Komposisi/susunannya , yaitu Medium sintetis , Media semi sintesis , Media non sintesis ; Berdasarkan Tujuan , yaitu Media Selektif atau penghambat , Media diperkaya.
e. Jenis – jenis meia yang sering digunakan antara lain sepeti Nutrient  Agar , Nutrient Broth (NB) , PDA (Potato Dextrose Agar) , Salmonella Shigella (SS) Agar , Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
f. Sifat – sifat Media yang terdiri atas Media umum ; Media diperkaya (enriched media) ; Media diferensial/pembeda ; Media penguji ; Media untuk penghitungan sel.
g.Membuat media harus sesuai dengan prosedur agar hasil yang diingankan sesuai.

B. Daftar Pustaka

·         http://yusrandaengmuda.blogspot.com/2013/04/media-pertumbuhan-mikroba-bakteriologi-3.html

Teknik Isolasi dan Inokulasi Mikroba


Pengertian
Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono, 1980). Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Dwijoseputro, 1987).
Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutejo dkk, 1991).
Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik isolasi mikrobia, yaitu :
1.                  Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
2.      Spread plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar , penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
            
3.      Pour plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya Odan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong· Lalu medium yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi.
  
Pada spread plate diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml dan pada pour plate diteteskan sebanyak 1 ml karena spread plate bertujuan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.

4.      Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
5.      Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

6.      Goresan T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.
7.      Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal

Inokulasi bakteri dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.

Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
1.       Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan : 
2.       Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
3.       Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
4.       Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
 Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1.                  Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.
2.                  Plate culture: media padat dalam petridish.
3.                  Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.
4.                  Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tetapi penanamannya dengan cara penusukan.
5.                  Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.
6.                  Shake culture: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.




Populasi mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-ratus spesies pelbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme.
Alam sekitar kita, udara, tanah, dan air juga dihuni kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisah-misahkan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan campuran menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.(1;85)
Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni. (2;28).
Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril, hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorgasnisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikroba adalah sebagai berikut:

1.      Menyiapkan ruangan
Ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca (enkas).

2.      Pemindahan dengan Kawat Inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom; ujung kawat boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu juga dipanasi setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.


3.      Pemindahan dengan Pipet
Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau penyelidikan susu. Untuk itu diambillah 1 ml sampel untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Dalam pengenceran ini tergantung dari keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampur-adukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan cair. Lalu agar-agar yang masih encer dituangkan di cawan petri. Setelah agar-agar membeku, maka cawan petri yang berisi piaraan baru itu disimpan dalam tempat yang aman, misalnya dalam inkubator.

4.      Teknik biakan murni (Cara Menyendirikan Biakan Murni)
Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saproba (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. (3;64-65)




Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara, yaitu:
a.       Cara Pengenceran
Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, diambil lagi untuk disebarkan pada suatu medium padat. Kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal demikian, kita telah memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnua spesies ini dapat kita jadikan piaraan murni (biakan murni).

b.      Cara Penuangan
Caranya adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam satu medium dari kaldu dan gelatin encer. Setelah medium mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni yang masing-masing dapat dianggap murni.

c.       Cara Penggesekan / Penggoresan
Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
Ada beberapa teknik penggesekkan, yakni :
o   Goresan T
§  Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan Petri
§  Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
§  Panaskan ose dan biarkan dingin kembali. Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II
§  Pijarkan kembali ose, Prosedur  di atas diulangi untuk daerah III

o   Goresan kuadran
Teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.

o   Goresan radian
§  Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan
§  Pijarkan sengkelir dan dinginkan kembali
§  Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan
§  Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya
§  Pijarkan ose


o   Goresan sinambung
§  Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar
§  Jangan pijarkan ose,putar lempengan 1800 ,gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar

d.      Cara penyebaran
Pengenceran sampel seperti pada cara penuangan.,Dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar.Cairan sampel disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelkas. Pada teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan untuk menyebarkan cairan sampel pada permukaan agar.Penyebaran cairan contoh(sampel)dilakukan dengan memutar agar lempengan tersebut.

e.       Cara pengucilan satu sel(sinle cell isolation)
Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak bakteri,dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain.,Alat semacam ini tidak mudah untuk menggunakannya.Alat iu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu mikromanipulator.(3;65-69)

Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni. Sesungguhnya ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan yaitu: Metode cawan gores dan Metode cawan tuang (4;62-69)
Suspensi mikrobmikroba digoreskan pada agar lempengan, agar miring atau media cair. Sifat biakan dari suatu mikroorganisme tergantung pada penampilannya pada berbagai media. Ciri berikut ini digunakan untuk mengevaluasi biakan:
§  Agar Miring
Sifat pertumbuhan pada agar miring terlihat sebagai tidak ada, sedikit, atau subur. Pengamatan pembentukan warna koloni. Mikroba yang tumbuh dengan subur diatas permukaan suatu media akan telihat lebih buram dibanding dengan pertumbuhan yang tidak subur.
§  Media Cair
Sifat pertumbuhan pada bagian permukaan, dibawah permukaan dan dasar tabung dapt terlihat dengan jelas. Pada beberapa mikreoba terlihat pembentukan partikelyang tebal pada lapisan pemukaan. Dibawah lapisan permukaan dapat terlihat pertumbuhan yang keruh,bergranula, atau flokulen, sedangkan pada bagian dasar kadangkala terlihat sedimenberupa granula kental atau terdiri dari partikel besar.
§  Agar lempengan
Koloni yang tumbuh diatas lempeng perlu diperhatikan warna, sifat tembus cahaya, pinggiran, sifat permukaan dan bentuknya. (5;78-79)
Kunci pokok dalam mempelajari identifikasi mikroorganisme termasuk bakteri adalah adanya kultur murni hasil isolasi mikroorganisme, sehingga identifikasi dapat berhasil dengan baik, apabila diperoleh isolat yang telah murni. Kultur murni adalah suatu koloni yang berasal dari satu sel mikroorganisme atau bakteri. Kebanyakan identifikasi sangat tergantung dari raksi-reaksi positif atau negatif yang spesifik yang disebabkan oleh suatu kultur murni. Adanya pencemaran mikroorganisme lain, akan menyebabkan hasil uji dapat positif atau negatif palsu. Sehingga dalam mikrobiologi klinik akan memperoleh hasil diagnosa salah atau palsu. (6;322)

Begitu pentingnya kultur murni dalam identifikasi mikroorganisme (bakteri), maka cara-cara untuk memperoleh kultur menjadi sangat fundamental bagi bidang mikrobiologi. Cara termudah untuk memperoleh kultur murni adalah dengan cara penanaman dalam plat agar secara goresan atau dengan taburan. Sel inokulum akan tersebar diatas media agar sedemikian rupa, sehingga koloni yang tumbuh merupakan koloni yang berasal dari satu sel. Koloni-koloni tersebut selanjutnya digoreskan kembali pada medium agar yang lainnya untuk mengecek kemurniannya. (6;323)
Cara lain untuk mempermudah mengenal kultur murni adalah dengan menggunakan media differensial. Suatu reaksi dengan medium memungkinkan differensiasi antara dua atau lebih mikroorganisme. Mikroorganisme yang diinginkan mungkin tidak terbedakan, tetapi kemungkinan-kemungkinan akan memperkecil kelompok yang dicari. (6;325)
Bacillus Subtilis diasosiasikan dengan keracunan makanan dan bermacam infeksi, seperti septicemia, Panophthalmitis, Pneumonia, infeksi luka dan seritonitis. Koloni bacillus subtilis adalah besar dan biasanya berpigmen kuning atau merah jambu sampai oranye atau coklat.
Bacillus merupakan sel berbentuk batang dengan ukuran 0,3-2,2 µm x 1,27-7,0 µm. sebagian besar motif flagellum khas lateral membentuk endospora; tidak lebih dari satu dalam satu sel sporangium. Gram positif. Metabolism dengan respirasi sejati-Fermentasi sejati atau kedua-duanya yaitu respirasi dan fermentasi. Aerobik sejati atau anaerobic fakultatif. Umum dijumpai dalam tanah.


Daftar pustaka

html

http://rosdianabaso.blogspot.com/2013/10/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan_7693.html