FENOMENA PENIPISAN
LAPISAN OZON DAN DAMPAKNYA
PADA MAKHLUK HIDUP
BAB I . PENDAHULUAN
I .1 Latar Belakang
Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan
permasalahan lingkungan yang saat ini mendapat perhatian dari berbagai
kalangan, mulai dari para ahli, pengambil kebijakan, hingga masyarakat umum.
Tingginya perhatian masyarakat dunia tersebut dikarenakan fenomena ini bisa
dirasakan oleh siapa saja dan dampaknya akan mengenai semua penduduk bumi tanpa
terkecuali.
Pemanasan global dan perubahan iklim juga menyebabkan
terjadinya perubahan pola penguapan dan presipitasi air di permukaan bumi. Hal
ini dikaitkan dengan fenomena kekeringan berat di musim kemarau dan hujan lebat
yang acapkali menyebabkan banjir di musim penghujan. Perubahan pola musim ini
juga dikaitkan dengan perubahan pola-pola penyakit terkait iklim, seperti Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria. Naiknya temperatur permukaan bumi juga
diduga dapat mengancam produktivitas pertanian di wilayah ekuator.
Selain kenaikan temperatur yang bisa dirasakan oleh
hampir seluruh penduduk di permukaan bumi, para ilmuwan juga mengamati dan
terus mencatat pencairan lempeng es dan glatsier di berbagai wilayah
Greenland. Mencairnya lapisan es dan glatsier tersebut
menyebabkan kenaikan permukaan air laut yang mengancam keberadaan pulau-pulau
kecil yang ada di seluruh permukaan planet Bumi. Tak terkecuali Indonesia yang memiliki
sekitar 17.500 pulau (mayoritas pulau-pulau kecil) dan 81.000 km garis pantai
tentu saja akan terkena dampak kenaikan permukaan air laut secara signifikan.
Kemungkinan
pulau pulau kecil yang ada di seluruh dunia akan tenggelam di masa yang akan
datang, perubahan musim hujan dan musim kemarau yang kacau di daerah beriklim
tropis, apabila keadaan ini tidak segera di atasi.
Pada tahun 2007, IPCC (Intergovernmental Panel on
Climate Change) melaporkan bahwa konsentrasi CO2 di
atmosfer telah mencapai 379 ppm, melebihi variasi alaminya antara 280 – 300 ppm
yang telah bertahan selama kurun waktu 650.000 tahun terakhir. Kenaikan konsentrasi
Gas Rumah Kaca (GRK) tersebut telah menyebabkan kenaikan temperatur permukaan
bumi sebesar 0,76oC sejak masa sebelum revolusi industri. Sebelas
diantara dua belas tahun terpanas sejak tahun 1850 terjadi pada kurun waktu
antara 1995 – 2006.
I .2 Fenomena
Penipisan Lapisan Ozon
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di
Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut.
Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ,
terbentuk pada musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan
sebelum menebal kembali. Studi- studi yang dilakukan dengan balon pada
ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukan bahwa persentase ozon secara keseluruhan di
Antartika terus menurun. Penerbangan yang dilakukan untuk meneliti hal ini
juga memberikan hasil yang sama.
Sebenarnya
indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan
sekitar tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British
Antarctic Survey (BAS), di benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil
pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu
parah. Semakin membesarnya
lubang ozon di kawasan kutub bumi akhir-akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila
hal tersebut tidak diantisipasi, bisa menimbulkan bencana lingkungan yang luar
biasa. Karena lapisan ozon berfungsi
melindungi kehidupan di planet
Bumi dari radiasi ultraviolet matahari.
Penipisan lapisan ozon dan pemasan global
disertai perubahan iklim merupakan masalah yang saling terkait; baik secara
saintifik, teknologi, maupun dampaknya. Peningkatan temperatur permukaan bumi
menyebabkan turunnya temperatur lapisan stratosfer; hal ini memperlambat
pemulihan lapisan ozon. Ilmuwan NASA memperkirakan bahwa akibat pemanasan
global, pemulihan lapisan ozon akan terlambat 18 tahun dari perkiraan semula,
yakni tahun 2068 (semula 2050). Di sisi lain, penggunaan sumber energi secara
boros menyebabkan krisis energi, juga bertanggung jawab terhadap semakin
tingginya pemanasan global. Dengan demikian ketiga masalah di atas ; penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan penggunaan
sumber energi memiliki keterkaitan antara
satu dengan yang lain.
Gambar 1 - 2. Penipisan lapisan
ozon di Kutub Utara, terlihat seperti lubang besar
Proses
perusakan ozon dimulai dengan pelepasan gas halogen yang mengandung klorin atau
bromin di permukaan bumi. Salah satu contoh gas halogen yang mangandung klotion
adalah chlorofluorocarbon (CFC). Gas halogen terakumulasi di
lapisan atmosfir bawah (troposfir) dan selanjutnya bergerak ke lapisan
stratosfir. Akumulasi terjadi karena sebagian besar gas tersebut ketika berada
di atmosfir bawah (troposfir) tidak mudah bereaksi (stabil). Sebagian emisi gas
halogen bisa juga berasal dari sumber-sumber alami. Gas-gas tersebut juga
terakumulasi di troposfir dan bergerak ke lapisan stratosfir.
Gas
halogen tidak bereaksi langsung dengan ozon, tetapi pada saat berada di
stratosfir gas halogen tersebut secara kimia di ubah oleh radiasi ultraviolet
dari matahari menjadi gas-gas halogen yang reaktif. Gas-gas reaktif tersebut
yang merusak ozon yang ada di stratosfir. Rata-rata kerusakan ozon total yang
disebabkan oleh gas-gas reaktif tersebut diperkirakan kecil di daerah tropis
dan meningkat hingga 10% di lintang menengah (daerah sub tropis) . Di kawasan
kutub kehadiran awan-awan stratosfir kutub meningkatkan kelimpahan gas halogen
yang paling reaktif. Hal ini menyebabkan kerusakan ozon terjadi lebih parah di
kawasan kutub terutama pada musim dingin dan semi.
Dalam
kurun waktu yang relatif panjang , udara di stratosfir dapat bergerak kembali
ke troposfir, membawa gas halogen yang reaktif. Gas-gas tersebut kemudian
hilang dari atmosfir oleh hujan dan salju dan terkubur di bumi. Proses ini
mengakhiri kerusakan ozon oleh atom-atom klorin dan bromin yang awalnya dilepas
ke atmosfir dalam bentuk molekul-molekul gas halogen.
Gas
halogen yang umurnya pendek mengalami konversi kimiawi secara signifikan di
troposfir menghasilkan gas halogen reaktif dan senyawa lainnya. Molekul-molekul
gas yang tidak dikonversi terakumulasi di troposfir dan kemudian bergerak naik
ke stratosfir. Hanya sebagian kecil gas halogen reaktif yang diproduksi di
troposfir yang bergerak naik ke stratosfir karena sebagian besar larut dalam
air hujan. Contoh penting gas-gas yang bisa hilang di troposfir adalah HCFC,
yang digunakan bahan pengganti BPO, bromoform, dan gas-gas yang mengandung
iodine.
Bahan-Bahan Perusak Ozon
(BPO) seperti CFC, HCFC, Halon, dan Metil Bromida, juga memiliki kemampuan yang
tinggi dalam menyebabkan pemanasan global. Refrigeran halokarbon menyerap
radiasi gelombang infra merah pada rentang spektrum absorpsi yang berbeda
dengan CO2. Kekuatan absorpsi refrigeran halokarbon bisa ribuan kali
lebih kuat dibandingkan CO2. Dengan demikian, refrigeran halokarbon
merupakan GRK yang cukup kuat. Namun, efek pemanasan
langsung akibat refrigeran halokarbon jauh lebih tinggi dibandingkan efek
pendinginan yang mungkin terjadi. Potensi suatu gas menyebabkan efek pemanasan
permukaan bumi dinyatakan dalam besaran Global Warming Potential (GWP) dengan
CO2 sebagai referensi (GWP = 1).
Selain dampak langsung refrigeran terhadap pemanasan
global, pengoperasian mesin refrigerasi juga menimbulkan emisi CO2 akibat konsumsi energi (listrik ataupun bahan bakar) oleh
mesin refrigerasi tersebut. Delapan puluh persen dampak sektor refrigerasi
terhadap pemanasan global berasal dari konsumsi energinya bukan dari kebocoran
refrigeran. Sektor refrigerasi mengkonsumsi sekitar 15% energi dunia yang
sebagian besar diproduksi dari sumber energi fosil (batubara, minyak bumi, dan
gas alam).
Oleh karena itu penipisan lapisan ozon
merupakan salah satu masalah penting yang harus segera ditanggulangi karena setiap penipisan
lapisan ozon sebesar 10% akan
menyebabkan kenaikan intensitas sinar Ultra Violet (UV) B
sebesar 20%. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa tingginya intensitas
UV-B bisa menimbulkan katarak mata, kanker kulit, penurunan kekebalan tubuh,
memusnahkan plankton, dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Menyikapi kondisi tersebut, komunitas internasional
segara bertindak dan menyepakati Konvensi Wina pada tahun 1985. Langkah lebih
lanjut adalah melalui penetapan Protokol Montreal pada tahun 1987yang mengatur
lebih rinci tentang penghapusan Bahan Perusak Ozon (BPO). Saat ini, protokol
tersebut sudah diratifikasi oleh 193 negara dan menjadi salah satu contoh
keberhasilan perjanjian internasional dalam melindungi lingkungan di bumi.
Gambar 3. Mencairnya gunung es di kutub Gambar 4. Gletser yang
mencair
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.
2 Pengertian Ozon
Kata ozon berasal dari bahasa
Yunani: ozein yang berarti berbau. Ozon memiliki bau yang sangat kuat
sehingga keberadaannya mudah diketahui walaupun dalam konsentrasi yang rendah.
Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di dalam atmosfir. Masing-masing
molekul ozon terdiri dari tiga buah atom oksigen dan dinyatakan sebagai O3.
Sebagian besar ozon (sekitar 90%) dijumpai di stratosfir, sebuah lapisan yang
terletak pada ketinggian sekitar 10-16 kilometer di atas permukaan bumi. Di
daerah tropis lapisan stratosfir memiliki ketinggian 16 kilometer, sedangkan di
daerah kutub 10 kilometer. Tempat berkumpulnya ozon di stratosfir biasanya
dikenal dengan istilah lapisan ozon. Ozon juga terdapat di lapisan
troposfir (10%), yaitu wilayah atmosfir yang paling dekat dengan permukaan bumi
yang terletak diantara permukaan bumi dengan lapisan stratosfir.
Pada
tahun 1839 seorang ilmuan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein menemukan
ozon di laboratorium. Keberadaan ozon di atmosfir kemudian ditemukan
menggunakan metoda pengukuran secara kimiawi dan optis. Ozon cepat bereaksi
dengan berbagai bahan kimia dan dalam konsentrasi yang sangat banyak bersifat
mudah meledak (explosive). Pembuatan ozon dilakukan dengan
melepaskan muatan listrik (electrical discharges). Pada umumnya
digunakan dalam proses industri seperti pemurnian udara dan air, pemutihan
tekstil, produk-produk makanan dan salah satu unsur pembentuk Plastik.
Ozon
terbentuk di atmosfir melalui beberapa langkah proses kimia yang memerlukan
bantuan sinar matahari. Di lapisan stratosfir, proses pembentukan ozon dimulai
dengan pecahnya molekul oksigen (O2) oleh radiasi ultraviolet dari
matahari. Pada atmosfir bawah (troposfir), ozon terbentuk melalui serangkaian
reaksi kimia yang berbeda dan melibatkan gas-gas yang mengandung hidrokarbon
dan nitrogen.
Ozon
stratosfir secara alami terbentuk melalui reaksi kimia yang melibatkan radiasi
ultraviolet matahari dan molekul oksigen yang tersedia di atmosfir. Sinar
matahari memecah molekul oksigen (O2) menghasilkan dua atom oksigen
(2O). Kemudian masing-masing atom oksigen tersebut bereaksi dengan sebuah
molekul oksigen menghasilkan molekul ozon (O3). Reaksi tersebut
terjadi terus menerus karena keberadaan radiasi ultraviolet matahari di
stratosfir. Akibatnya, produksi ozon terbesar terjadi di stratosfir tropis.
Reaksi destruksi/perusakan ozon dan terbentuknya O2 dapat berlangsung melalui dua jalan :
O2 + O2 → 2O2
O3 + O3 → 3O2
Reaksi ini dihasilkan melalui reaksi yang kompleks dengan
katalis gas dan radikal, seperti atom Cl, NO, OH. Reaksi OH dapat terbentuk
oleh perusakan uap H2O, gas buangan dari pesawat supersonik. Radikal Cl dapat
berasal dari chloroflurocarbon (CFCl atau CFC- I I dan CF2Cl atau CFC-12 ) yang
banyak digunakan pada pendingin (refrigerator) dan bahan bakar (propelan).
Dekat
permukaan bumi, ozon juga diproduksi melalui reaksi kimia yang melibatkan
gas-gas alami maupun gas-gas pencemar lainnya. Produksi ozon troposfir utamanya
melibatkan gas-gas hidrokarbon dan nitrogen oksida serta sinar matahari.
Pemakaian bahan bakar fosil merupakan sumber utama produksi ozon troposfir yang
berasal dari gas-gas pencemar. Produksi ozon permukaan tidak memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap kelimpahan ozon stratosfir. Jumlah ozon permukaan
terlalu sedikit dan memindahkan ozon permukaan ke stratosfir tidak cukup
efektif.
II.
2 Fungsi Lapisan ozon
Ozon di stratosfir menyerap sebagian besar
radiasi ultraviolet matahari yang sangat berbahaya. Oleh karena peran inilah
maka ozon stratosfir sering kali di sebut sebagai good ozone.
Sebaliknya, ozon troposfir yang terbentuk akibat pencemaran disebut bad
ozone, karena dapat membahayakan kehidupan manusia, tanaman dan
hewan.
Semua molekul ozon secara kimiawi sama, yaitu terdiri
dari tiga atom oksigen, akan tetapi ozon di
stratosfir memiliki fungsi lingkungan yang sangat berbeda dengan ozon
troposfir. Ozon stratosfir baik bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya karena dapat menyerap radiasi ultraviolet (UV-B) yang berasal dari
matahari. Apabila tidak diserap oleh molekul ozon stratosfir, maka UV-B akan
sampai ke permukaan bumi dalam jumlah yang membahayakan kehidupan. Pemaparan
yang berlebihan terhadap radiasi UV-B juga dapat merusak kehidupan tumbuhan di
darat, organisme bersel tunggal, dan ekosistem perairan. Penyerapan radiasi
UV-B oleh ozon merupakan sumber panas di stratosfir. Hal ini membantu
memelihara kondisi di stratosfir sebagai kawasan yang stabil dimana suhu udara
meningkat dengan ketinggian. Oleh karena itu
ozon memainkan peran kunci dalam mengendalikan struktur suhu di atmosfir bumi.
Ozon juga terbentuk di dekat permukaan bumi melalui
proses reaksi kimia alami sebagai akibat keberadaan gas-gas pencemar buatan
manusia. Peningkatan konsentrasi ozon di troposfir dapat menyebabkan pemanasan
permukaan bumi. Sumber utama pencemaran udara adalah pembakaran bahan bakar
fosil dan aktifitas industri. Mengurangi emisi pencemar udara berarti dapat
mengurangi konsentrasi ozon troposfir .
Gambar 5. Lapisan atmosfer (HTTP://www.blopspot.com)
BAB III .
DAMPAK PADA KEHIDUPAN
MAKHLUK HIDUP
Bumi
sampai saat ini diketahui sebagai satu – satunya planet di jagat raya yang
dapat ditemukan adanya kehidupan. Mahluk hidup dapat melangsungkan kehidupan di
bumi ini, hal ini mungkin tidak akan terjadi seandainya di planet ini tidak
tersedia oksigen sebagai suatu unsur yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup mahluk hidup.
Matahari menghasilkan radiasi yang mencapai permukaan
bumi. Radiasi matahari tersusun dari sinar inframerah dan cahaya tampak, serta
sinar ultraviolet dalam radius A dan B (UVA dan UVB).
Untunglah, atmosfer menyerap berkas sinar kosmis, berkas sinar gamma, dan
berkas sinar X yang dihasilkan matahari. Selain itu, lapisan ozon di
atmosfer juga menghambat radiasi ultraviolet C (UVC) dan menyaring sebagian
besar UVA dan UVB.
Dilihat
dari segi spektrum panjang gelombang, Sinar UV terbagi dalam :
- UV V = 100-190 nm
radiasi
sinar UV ini hanya ada di ruang hampa udara.
- UV C = 190-280 nm
Radiasi
UV dari sinar matahari yang tertahan di atmosfir.
- UV B = 280-315 nm
Sinar UV ini tidak tampak, sedangkan gelombang pada sinar
tampak adalah 380-780 nm, yang berwarna ungu-kemerahan.
Seluruh sinar
matahari sebenarnya mengandung UV-B, sekalipun dalam kondisi ozon yang natural.
Dengan demikian penting bagi kita untuk selalu membatasi paparan langsung
terhadap sinar matahari. Namun demikian, penipisan lapisan ozon akan
meningkatkan jumlah radiasi UV-B dan akan meningkatkan resiko terhadap
kesehatan manusia. Radiasi UV-B yang berasal dari matahari (dengan panjang
gelombang 280- 315 nanometer) sebagian besar diserap oleh lapisan ozon.
Akibatnya jumlah radiasi UV-B yang mencapai permukaan bumi menjadi sangat
berkurang. Sedangkan radiasi UV-A (315- 400- nm) tidak diserap oleh lapisan
ozon.
Berkurangnya konsentrasi ozon menyebabkan permukaan bumi
akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek
sehingga akan merusak kehidupan. Pancaran radiasi UV-B yang merupakan
bagian dari sinar matahari sebenarnya tidak berubah, namun semakin berkurangnya
ozon maka berkurang pula perlindungan sehingga lebih banyak lagi radiasi UV-B
yang bisa mencapai permukaan Bumi. Untuk setiap 10 persen penipisan
lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen.
Radiasi
ultraviolet menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan
bangunan. Hasil studi laboratorium dan epidemiologis menunjukkan bahwa UV-B
menyebabkan kanker kulit nonmelanoma dan merupakan peran utama dalam
perkembangan malignant melanoma. Radiasi ultraviolet atau UV dapat
menyebabkan kerusakan kulit secara permanen termasuk kanker kulit bahkan dapat
menyebabkan kematian. Radiasi ultraviolet (UV) dapat merusak
sel-sel yang hidup khususnya sel kulit sehingga kulit terbakar, timbul noda –
noda coklat dan penebalan serta keringnya kulit. Hal ini gejala dari
kanker melanoma. Radiasi UV
dapat merusak DNA, menekan kekebalan tubuh, dan mengaktifkan bahan kimia
dalam tubuh yang bisa menimbulkan kanker.
Efek negatif
lainnya pada kulit adalah penuaan dini. Bahkan belakangan diketahui
bahwa radiasi UVA menembus kulit lebih dalam daripada UVB, sehingga dapat
menyebabkan kanker kulit, dan bisa jadi menekan sistem kekebalan tubuh. Radiasi
UV-A, yang tidak terserap oleh ozon, dapat menyebabkan penuaan kulit secara
prematur. Berat atau ringannya penyakit
yang ditimbulkan bergantung pada panjang gelombang dari paparan sinar UV.
Selain UV-B juga
dapat menyebabkan kerusakan mata terutama menyebabkan
katarak dan Macula-Degeneration. Hal ini terlihat
dari kondisi 'tajam penglihatan' (visus)mata.
Jika sering terkena radiasi matahari menyebabkan visus maka semakin memburuk.
Ketika mata kita sinari dengan lampu senter maka terdapat warna putih susu pada
mata. Jika tidak ditanggulangi secara benar, katarak dapat menyebabkan kebutaan
permanen.
Selain itu, radiasi sinar UV juga dapat menurunkan kekebalan
tubuh manusia sehingga lebih mudah terserang penyakit. Demikian juga vaksinasi terhadap sejumlah penyakit akan
menjadi kurang berhasil.
Dengan lebih
banyak radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di
atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia
yang menghasilkan asap beracun seperti ozon. Ozon yang dihasilkan dari gas-gas
pencemar berbahaya bagi kehidupan. Paparan ozon berlebih pada manusia dapat
mengurangi kapasitas paru-paru dan dapat menyebabkan dada sakit, iritasi
tenggorokan, batuk dan memperburuk kondisi kesehatan yang berhubungan dengan
jantung dan paru-paru. Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan
ozon terus berlangsung.
Terkikisnya lapisan ozon pada batas tertentu,
bahkan bila sampai membentuk lubang ozon akan sangat membahayakan bagi
kehidupan di muka bumi ini. Pada manusia hal ini akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit yang mengerikan contohnya adalah kangker kulit, selain itu
sinar UV dipercaya dapat mempercepat penuaan, radiasi UV juga dapat merusak tanaman hewan baik
yang ada didarat ataupun diperairan. Pengaruh yang paling penting mungkin dapat
merusak struktur DNA dalam tubuh organisme.
Lapisan ozon melindungi bumi terhadap datangnya
radiasi UV dari matahari. Sangat penting bagi kita untuk melindungi diri dari
radiasi UV ini. Walaupun dengan adanya penipisan lapisan ozon pada batas
tertentu, manusia dapat mengurangi pengaruh negatif dari radiasi UV dengan cara
memakai topi, kacamata, sunblock dan lain – lain. Bagaimanapun juga tindakan
kehati – hatian ini akan dapat meminimalkan efek radiasi UV pada manusia,
tetapi bagaimana dengan hewan dan tumbuhan?, Karena mereka tidak memiliki akal
dan pikiran, maka hal ini menjadi tanggung jawab manusia untuk mengatasinya dan
mengembalikan keadaan ozon pada keadaan semula.
Sebenarnya
beberapa tanaman mampu untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi pertumbuhannya. Hal ini terjadi jika pada kondisi stress
yang bertahap (laju peningkatannya sedikit demi sedikit) dan berlangsung lama
sehingga tanaman dapat ber beradaptasi atau berevolusi, hal ini memerlukan
waktu yang relatif lama. Pada kondisi stress yang terjadinya hanya sesaat dan
dalam dosis yang tinggi maka tanaman akan mati.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
:
1. Ozon adalah
suatu bentuk oksigen. Ozon tercipta jika radiasi yang berasal dari matahari
bertemu dengan oksigen di dalam atmosfer.
2. Lapisan ozon
menyerap sebagian besar dari radiasi ultraviolet dari matahari yang mencapai bumi.
3. Pada
radiasi fotokimia, pembentukan ozon diperlukan radiasi ultraviolet
dengan panjang gelombang kurang dari 175nm. Sedangkan untuk perusakan ozon
diperlukan sinar ultra violet sekitar 240-300 nm
4. Lapisan ozon di stratosfer berawal dari adanya emisi molekul gas yang
mengandung klor dan brom yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia dan
proses alamiah
5. Penipisan lapisan ozon akan menimbulkan efek pada kesehatan manusia,seperti
peningkatan penyakit kanker kulit, katarak, dan akan melemahkan
sistem imunisasi badan.
DAFTAR PUSTAKA
4. Shantamaria766hi.blogspot.com
(diakses 05-09-2012)
5. Putrataniku.blogspot.com/2012/08/fenomena-penipisan-lapisan-ozon.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar