IKATAN
KIMIA
Pengertian
Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling
berinteraksi dan membentuk molekul.Interaksi ini selalu disertai dengan
pelepasan energi.Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul
merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia.Ikatan kimia terbentuk
karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur
elektron stbil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti
dalam tabel 3.1 berikut.
Unsur
|
No Atom
|
K
|
L
|
N
|
M
|
O
|
P
|
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn
|
2
10
18
36
54
86
|
2
2
2
2
2
2
|
8
8
8
8
8
|
8
18
18
18
|
8
18
32
|
8
18
|
8
|
Walter
Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan.
Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan,
akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom
tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki
struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar
disebut kaidah oktet
Contoh:
Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor
atom kecil dari hydrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi
elektron gas helium atau mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam
reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron
valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh
elektron valensi dari beberapa unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel
3.2 Elektron Valensi Beberapa Unsur
Unsur
|
Susunan elektron
|
Elektron valensi
|
6C
8O
12Mg
13Al
15P
17Cl
|
2. 4
2.6
2.8.2
2.8.3
2.8.5
2.8.7
|
4
6
2
3
5
7
|
Unsur – unsur dari golongan alkali dan alkali
tanah , untuk menyapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya
sehingga membentuk ion positif . unsnr – unsnr yang mempunyai kecendrungan
membentuk ion positif termasuk unsur elektro positif . unsnr – unsur dari
golongan halogen dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap
elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion
negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk unsurelektronnegative
.
A.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika
yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara
dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik
menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Ikatan
antar atom
a. Ikatan
ion = heteropolar
Ikatan ionadalahikatan yang
terjadiakibatperpindahanelektrondarisatu atom ke atom lain (James E. Brady,
1990).Ikatan ion terbentukantara atom yang melepaskanelektron (logam) dengan
atom yang menangkapelektron (bukanlogam).Atom logam,
setelahmelepaskanelektronberubahmenjadi ion positif.Sedangkan atom bukanlogam,
setelahmenerimaelektronberubahmenjadi ion negatif.Antara ion-ion yang
berlawananmuataniniterjaditarik-menarik (gayaelektrostastis) yang disebutikatan
ion (ikatanelektrovalen).
Ikatan ion merupakanikatan yang
relatifkuat.Padasuhukamar, semuasenyawa ion
berupazatpadatkristaldenganstrukturtertentu. Denganmengunakanlambang Lewis,
pembentukanNaCldigambarkansebagaiberikut.
NaClmempunyaistruktur yang
berbentukkubus, di manatiap ion Na+dikelilingioleh 6
ion Cl– dantiap ion Cl– dikelilingioleh
6 ion Na+.
Senyawa ion
dapatdiketahuidaribeberapasifatnya, antara lain:
1. Merupakanzatpadatdengantitiklelehdantitikdidih
yang relatiftinggi. Sebagaicontoh, NaClmelelehpada 801 °C.
2. Rapuh,
sehinggahancurjikadipukul.
3. Lelehannyamenghantarkanlistrik.
4. Larutannyadalam air
dapatmenghantarkanlistrik.
Contohlainpembentukanikatan
ion sebagaiberikut.
a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) danCl (Z = 17) mempunyaikonfigurasielektronsebagaiberikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapatmencapaikonfigurasi gas muliadenganmelepas 2 elektron,
sedangkanCldenganmenangkap 1 elektron. Atom Mg berubahmenjadi ion
Mg2+, sedangkan atom Clmenjadi ion Cl–.
- Mg (2, 8, 2) ⎯⎯→ Mg2+ (2,+ 2 e–
(konfigurasielektron ion Mg2+ samadengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e– ⎯⎯→Cl– (2, 8, (konfigurasielektron ion Cl– samadengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudianbergabungmembentuksenyawadenganrumus MgCl2.
Denganmenggunakanlambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapatdigambarkansebagaiberikut.
a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) danCl (Z = 17) mempunyaikonfigurasielektronsebagaiberikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapatmencapaikonfigurasi gas muliadenganmelepas 2 elektron,
sedangkanCldenganmenangkap 1 elektron. Atom Mg berubahmenjadi ion
Mg2+, sedangkan atom Clmenjadi ion Cl–.
- Mg (2, 8, 2) ⎯⎯→ Mg2+ (2,+ 2 e–
(konfigurasielektron ion Mg2+ samadengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e– ⎯⎯→Cl– (2, 8, (konfigurasielektron ion Cl– samadengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudianbergabungmembentuksenyawadenganrumus MgCl2.
Denganmenggunakanlambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapatdigambarkansebagaiberikut.
b. Ikatanantara atom 12Mg
dan dalamMgO
Konfigurasielektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akanmemasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg jugaakan
memasangkan 2 elektron.
Konfigurasielektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akanmemasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg jugaakan
memasangkan 2 elektron.
c .Ikatan ion pada 19K dan dalam
K2O
Konfigurasielektron:
K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–
2 K+ + O2– ⎯⎯→ K2O
Konfigurasielektron:
K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2–
2 K+ + O2– ⎯⎯→ K2O
d. Ikatan ion pada Fe
(elektronvalensi 3) denganCl (elektronvalensi 7)
membentuk FeCl3
Fe mempunyaielektronvalensi 3 akanmembentuk Fe3+
Clmempunyaielektronvalensi 7 akanmembentukCl–
Fe3+ + 3 Cl– ⎯⎯→ FeCl3
membentuk FeCl3
Fe mempunyaielektronvalensi 3 akanmembentuk Fe3+
Clmempunyaielektronvalensi 7 akanmembentukCl–
Fe3+ + 3 Cl– ⎯⎯→ FeCl3
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat
polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki
titik leleh yang tinggi
c. Baik
larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
b. Ikatan
kovalen = homopolar
Ikatankovalenadalahikatan
yang terjadiakibatpemakaianpasanganelektronsecarabersama-samaolehdua atom
(James E. Brady, 1990).Ikatankovalenterbentuk di antaradua atom yang
sama-samainginmenangkapelektron (sesama atom bukanlogam).
Cara atom-atom
salingmengikatdalamsuatumolekuldinyatakanolehrumus
bangunataurumusstruktur.Rumusstrukturdiperolehdarirumus Lewis denganmenggantisetiappasanganelektronikatandengansepotonggaris.Misalnya, rumusbangun H2 adalah H – H.
Contoh:
a. Ikatanantara atom H dan atom CldalamHCl
Konfigurasielektron H danCladalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H danClmemerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangandengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H denganCldalamHCl
bangunataurumusstruktur.Rumusstrukturdiperolehdarirumus Lewis denganmenggantisetiappasanganelektronikatandengansepotonggaris.Misalnya, rumusbangun H2 adalah H – H.
Contoh:
a. Ikatanantara atom H dan atom CldalamHCl
Konfigurasielektron H danCladalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2, 8, 7 (memerlukan 1 elektron)
Masing-masing atom H danClmemerlukan 1 elektron, jadi 1 atom H akan
berpasangandengan 1 atom Cl.
Lambang Lewis ikatan H denganCldalamHCl
b .Ikatanantara atom H dan atom O dalam H2O
Konfigurasielektron H dan O adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron)
Atom O harusmemasangkan 2 elektron, sedangkan atom H hanyamemasangkan 1 elektron. Olehkarenaitu, 1 atom O berikatandengan 2 atom H. Lambang Lewis ikatanantara H dengan O dalam H2O.
Konfigurasielektron H dan O adalah:
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron)
Atom O harusmemasangkan 2 elektron, sedangkan atom H hanyamemasangkan 1 elektron. Olehkarenaitu, 1 atom O berikatandengan 2 atom H. Lambang Lewis ikatanantara H dengan O dalam H2O.
Dua atom dapatmembentukikatandengansepasang,
duapasang, atautiga
pasang electron bergantungpadajenisunsur yang berikatan.Ikatankovalen
yang hanyamelibatkansepasang electron disebutikatantunggal (dilambangkandengansatugaris), sedangkanikatankovalen yang melibatkanlebihdarisepasang electron disebutikatanrangkap.Ikatan yang melibatkanduapasang electron disebutikatanrangkapdua (dilambangkandenganduagaris), sedangkanikatan yang melibatkantigapasang elektron disebutikatanrangkaptiga (dilambangkandengantigagaris).
pasang electron bergantungpadajenisunsur yang berikatan.Ikatankovalen
yang hanyamelibatkansepasang electron disebutikatantunggal (dilambangkandengansatugaris), sedangkanikatankovalen yang melibatkanlebihdarisepasang electron disebutikatanrangkap.Ikatan yang melibatkanduapasang electron disebutikatanrangkapdua (dilambangkandenganduagaris), sedangkanikatan yang melibatkantigapasang elektron disebutikatanrangkaptiga (dilambangkandengantigagaris).
c. Ikatanrangkapduadalammolekuloksigen (O2)
Oksigen (Z = mempunyai 6 elektronvalensi, sehinggauntukmencapaikonfigurasi octet harusmemasangkan 2 elektron. Pembentukanikatannyadapatdigambarkansebagaiberikut.
Lambang Lewis ikatan O2
Oksigen (Z = mempunyai 6 elektronvalensi, sehinggauntukmencapaikonfigurasi octet harusmemasangkan 2 elektron. Pembentukanikatannyadapatdigambarkansebagaiberikut.
Lambang Lewis ikatan O2
d. Ikatanrangkaptigadalammolekul N2
Nitrogen mempunyai 5 elektronvalensi, jadiharusmemasangkan 3 elektron
untukmencapaikonfigurasioktet. Pembentukanikatannyadapatdigambarkansebagaiberikut.
Nitrogen mempunyai 5 elektronvalensi, jadiharusmemasangkan 3 elektron
untukmencapaikonfigurasioktet. Pembentukanikatannyadapatdigambarkansebagaiberikut.
Lambang Lewis ikatan N2
Pasanganelektron yang
dipakaibersama-samadisebutpasangan electron ikatan (PEI), sedangkan yang
tidakdipakaibersama-samadalamikatandisebutpasangan electron bebas
(PEB).Misalnya:
• Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB
• Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB
• Molekul CH4 mengandung 4 PEI dantidakada PEB
• Molekul H2O mengandung 2 PEI dan 2 PEB
• Molekul NH3 mengandung 3 PEI dan 1 PEB
• Molekul CH4 mengandung 4 PEI dantidakada PEB
c. Ikatan
kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan
kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua
atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya
berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen
koordinat:
-
Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
-
Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas
mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda
keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga
menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
d. Ikatan
LogamIkatan logam merupakan salah satu ciri khusus
dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau
dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan
logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam.Akibat dari
elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah.Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan
yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.
KonfigurasiElektron Gas Mulia
Dibandingkandenganunsur-unsurlain, unsur gas
muliamerupakanunsur yang paling stabil.
Kestabilaninidisebabkankarenasusunanelektronnyaberjumlah 8 elektron di
kulitterluar, kecuali helium (mempunyaikonfigurasi electron penuh).Hal
inidikenaldengankonfigurasioktet, kecuali helium dengankonfigurasi duplet.
Unsur-unsurlaindapatmencapaikonfigurasi
octet denganmembentukikatan agar
dapatmenyamakankonfigurasielektronnyadengankonfigurasielektron gas
muliaterdekat. Kecenderunganinidisebutaturanoktet.Konfigurasioktet (konfigurasistabil
gas mulia) dapatdicapaidenganmelepas, menangkap, ataumemasangkanelektron.
Lambang Lewis adalahlambang
atom disertai electron valensinya.Elektron dalam lambang Lewis
dapatdinyatakandalamtitikatausilangkecil (James E. Brady,
1990).
2. Ikatan
Antara Molekul
a. Ikatan
Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik
antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada
satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang
paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini
masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan
antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas.
Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan
hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom
penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan
mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan
keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa
tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan
hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding
senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki
beda keelektronegatifan terbesar.
b. Ikatan
van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk
menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk
pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol
seketika.Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun
sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas.Pada saat tertentu,
molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan
negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik
atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik
menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
B.
Teori Orbital Molekul
Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif
menjelaskan kestabilan ikatan kovalen sebagai akibat tumpang-tindih
orbital-orbital atom.Dengan konsep hibridisasi pun dapat .sayangnya dalam
beberapa kasus, teori ikatan valensi tidak dapat menjelaskan sifat-sifat
molekul yang tramati secara memuaskan.Contohnya adalah molekul oksigen, yang
struktur Lewisnya sebagai berikut.
Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di
atas, semua elektron pada O2 berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat
diamagnetik, namun kenyataanya, menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen
bersifat paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Temuan ini
membuktikan adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan valensi.
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang
lain dapat dijelaskan lebih baik dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum
yang lain yang disebut sebagai teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan
ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi
orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan
molekul secara keseluruhan.
Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s
dua atom hidrogen mengarah pada pembentukan dua orbital molekul, satu orbital
molekul ikatan dan satu orbital molekul antiikatan.Orbital molekul ikatan
memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan
dengan orbital atom pembentuknya.Orbital molekul antiikatan memiliki energi
yang lebih besar dan kestabilan yang lebih rendah dibandingkan dengan orbital
atom pembentuknya.Penempatan elektron dalam orbital molekul ikatan menghasilkan
ikatan kovalen yang stabil, sedangkan penempatan elektron dalam orbital molekul
antiikatan menghasilkan ikatan kovalen yang tidak stabil.
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan
elektron lebh besar di antara inti atom yang berikatan.Sementara, dalam orbital
molekul antiikatan, kerapatan elektron mendekati nol diantara inti.Perbedaa ini
dapat dipahami bila kita mengingat sifat gelombang pada elektron. Gelombang
dapat berinteraksi sedemikian rupa dengan gelombang lain membentuk interferensi
konstruktif yang memperbesar amplitudo, dan juga interferensi destruktif yang
meniadakan amplitudo.
Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan
dengan interferensi konstruktif, sementara pembentukan orbital molekul
antiikatan berkaitan dengan interferensi destruktif.Jadi, interaksi konstruktif
dan interaksi destruktif antara dua orbital 1s dalam molekul H2 mengarah pada
pembentukan ikatan sigma (σ1s) dan pembentukan antiikatan sigma (σ*1s).
C.
Hibridisasi
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep
bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai
dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom.Konsep orbital-orbital yang
terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari
sebuah molekul.Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan
valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori
ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali
dengan teori VSEPR.
1. Sejarah
perkembangan
Teori hibridisasi
dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2] dalam menjelaskan struktur molekul
seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk
sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya
diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik
yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah
sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan
kuantitatif.Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang
melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia
organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia
umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk
dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari tingkah laku
elektron-elektron dalam molekul.Dalam kasus hibridisasi yang sederhana, pendekatan
ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang
terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang
bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi.
Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia
adalah salah satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki
penyelesaian analitis yang diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan
terdistorsi sedikit untuk atom-atom yang lebih berat seperti karbon, nitrogen,
dan oksigen.Dengan asumsi-asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat
diaplikasikan.Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan hibridisasi untuk
menjelaskan molekul, namun untuk molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen,
dan oksigen, teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering
digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul
yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S).Penjelasannya
dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.
Hibridisasi menjelaskan
atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom.Untuk sebuah karbon
yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4), maka karbon
haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat dengan 4
atom hidrogen.Konfigurasi keadaan dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
2. Teori
hibridisasi vs. Teori orbital molekul
Teori hibridisasi adalah
bagian yang tak terpisahkan dari kimia organik dan secara umum didiskusikan
bersama dengan teori orbital molekul dalam buku pelajaran kimia organik tingkat
lanjut.Walaupun teori ini masih digunakan secara luas dalam kimia organik,
teori hibridisasi secara luas telah ditinggalkan pada kebanyakan cabang kimia
lainnya.Masalah dengan teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini dalam
memprediksikan spektra fotoelektron dari kebanyakan molekul, meliputi senyawa
yang paling dasar seperti air dan metana.Dari sudut pandang pedagogi,
pendekatan hibridisasi ini cenderung terlalu menekankan lokalisasi
elektron-elektron ikatan dan tidak secara efektif mencakup simetri molekul
seperti yang ada pada teori orbital molekul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar